Minggu, 18 November 2012

Shakhrukh khan, Biografi, artis, aktor, india        Shahrukh Khan lahir di New Delhi, 2 November 1965. Lahir dari sebuah keluarga muslim, Shahrukh berarti "Muka Sang Raja". Ayahnya, Taj Mohammed Khan, adalah seorang pejuang kemerdekaan India. Sedangkan ibunya Lateef Fatima, seorang anak angkat dari Jenderal Shah Nawaz Khan. Shahrukh Khan Menjalani kuliah S-1 di jurusan ekonomi pada sebuah universitas di India, dan S-2 komunikasi pada sebuah universitas Islam di India. Memulai debutnya sebagai aktor sejak masih duduk di bangku kuliah. Dilahirkan dengan nama yang berarti muka Sang Raja, Shahrukh Khan pun ternyata berhasil menjadi salah satu orang terkenal sejagad. Dia juga menjadi salah satu pesohor yang selalu mengagungkan persabahatan.

Di India sebenarnya banyak pesohor yang memiliki nama keluarga Khan, seperti Salman Khan, Aamir Khan, dan Saif Ali Khan. Namun, hanya Shahrukh Khan yang sepertinya mampu menjadi ikon dari Bollywood. Tayangan hiburan E! pernah memasukkan Shahrukh Khan dalam deretan 101 Lelaki Bertubuh Hot.

Majalah Time memasukkan Shahrukh Khan dalam deretan 20 Pahlawan dari Asia yang berusia di bawah 40 tahun. Belum lagi jika dilihat dari gelar yang diperoleh secara non formal seperti King of Bollywood, The Tom Cruise from India, King Khan dan sebagainya. Khan adalah sosok yang mampu mewakili kesuksesan Bollywood menggantikan tokoh generasi sebelumnya, Amitabh Bhachchan.

Menurut Shahrukh Khan, jika ditelisik lebih jauh keluarga ayah dan ibunya berasal dari Afganistan. Sejak kecil, belum terbersit bahwa hidupnya akan sukses jika menjalani karier di dunia hiburan. Minat Shahrukh Khan pada seni peran mulai muncul saat ia kuliah di Mass Communications di Universitas Jamia Millia Islamia. Ia mulai muncul ke industri hiburan sekitar tahun 1988 saat membintangi film televisi berjudul Fauji. Sejak saat itu, Shahrukh Khan mulai sering muncul dalam film-film televisi termasuk Circus pada tahun 1989.

Shakhrukh khan, Biografi, artis, aktor, india
Shahrukh Khan mulai membintangi film layar lebar sekitar tahun 1992 dalam film berjudul Deevana. Film pertama Shahrukh Khan ini sempat menjadi box office dan melambungkan nama Shahrukh Khan ke jajaran aktor-aktor Bollywood yang diperhitungkan. Sampai saat ini tak kurang dari 67 film sudah dibintangi aktor ini termasuk Kuch Kuch Hota Hai, Mohabbatein, dan Rab Ne Bana Di Jodi.

Shahrukh Khan bukan sekadar aktor atau sutradara. Ia sudah menjadi legenda film Bollywood. Sampai saat ini saja tak kurang dari 59 penghargaan sudah diraihnya termasuk dari Filmfare Award, Star Screen Award, International Indian Film Academy Award, Zee Cine Award, Bollywood Movie Award, Global Indian Film Award, dan Apsara Film & Television Producers Guild Award.

Namun jika ditanya kuncinya mendapatkan kesuksesan, Shahrukh selalu menyebutkan dua hal yang paling penting, kerja keras dan menjaga persahabatan. Kerja keras yang disebut-sebut sebagaikunci bahkan sering kali meminta korban pada tubuhnya sendiri. Tak jarang Shahrukh harus mengalami kesakitan akibat kecelakaan saat syuting.

Belum lama ini ia mengalami kecelakaan saat syuting film terbarunya, DON 2. Bintang My Name Is Khan ini harus melakukan sebuah adegan berbahaya menggunakan kabel. Sayangnya, Khan terjatuh dan menghantam tanah, yang menyebabkan punggung dan sikunya terluka. Walau terluka, Khan 'ngotot' melanjutkan syuting, yang berbuah pahit keesokan harinya. Khan dikabarkan mengalami rasa sakit yang parah akibat kecelakaan syuting, sampai dia tidak bisa menghadiri sesi latihan untuk penampilannya dalam Global Indian Film and TV Awards.

Persahabatan menjadi kunci yang lain dari kesuksesan hidupnya. Lewat persahabatan, Shahrukh Khan mampu mengembangkan kariernya. Ia tak hanya terlibat dalam satu rumah poduksi saja, tapi juga beberapa rumah produksi. “Saya tak akan pernah bisa membayar apa yang telah mereka (fans) lakukan untuk saya. Mereka telah memberikan cinta kepada saya,” ujar Khan beberapa waktu lalu.

Shakhrukh khan, Biografi, artis, aktor, india
Demikianlah, Khan selalu memaknai berbagai hal yang bisa meningkatkan hubungan antar manusia. Namun, bukan berarti Khan manusia sempurna yang tanpa cacat. Dalam hubungan persahabatan saja, Khan ternyata sempat memiliki "musuh". Ia ternyata pernah menyakiti perasaan aktris Aishwarya Ray. Khan tanpa belas kasihan mendepak Ray dari rumah produksi miliknya beberapa tahun lalu. Shahrukh Khan disebut-sebut mengata-ngatai dengan kalimat yang yang tajam. Bahkan seperti dikutip Femalefirst, Ray pun bersumpah tidak akan pernah melupakan kejadian tersebut.

Hubungan mereka tambah buruk saat Khan bersama sang istri Gauri Khan memutuskan untuk tidak menghadiri pernikahan Ray dan Abhishek Bachan pada 21 April 2007. Setelah perang urat syaraf bertahun-tahun, hubungan Khan dengan Ray mencair saat bertemu di acara ulang tahun Karan Johar, pemandu acara terkenal di India, pada hari Senin, 25 Mei 2009.

Dalam kehidupan pribadi, Shahrukh termasuk orang yang terbuka. Saat membesarkan kedua anaknya, Aryan Khan dan Suhana Khan ia tidak memaksakan pada satu pandangan, meski ia dan isterinya berbeda agama. Gauri Khan adalah wanita yang lahir dan besar dalam ajaran Hindu. “Dua ajaran itu kami gunakan untuk membesarkan mereka,” ujar Khan.
 - http://www.suarapembaruan.com/kiprah/shahrukh-khan-terlahir-dengan-tampang-raja/4286
- http://id.wikipedia.org/wiki/Shahrukh_Khan

Nilai Sebuah Kehidupan


      


      Entah siapa yang memberitahunya alamat saya, ia tiba-tiba sudah berdiri di hadapan saya. Seorang sahabat lama yang sudah hampir sepuluh tahun tidak pernah bertemu, perawakannya tidak ada yang berubah mulai dari cara bersisirnya hingga cara berpakaiannya. Bahkan jika saya tidak salah ingat, pakaian yang dikenakannya saat itu adalah pakaian sehari-hari yang saya lihat sepuluh tahun yang lalu. ia bersepatu, tetapi saya tak sanggup menatap lama-lama sepatunya itu, hanya karena khawatir ia tersinggung jika saya menatapnya lama. Sebuah tas gemblok lusuh menempel di punggungnya, selusuh celana panjang yang warna hitamnya sudah memudar.
     Sebut saja Mino, ia langsung membuka tangannya berharap saya memeluknya sama hangatnya seperti dulu setiap kali kami bertemu. Tentu saja saya menyambut haru tangan terbukanya itu, kami pun berpelukan hangat dan cukup lama. Aroma matahari cukup menyengat dari tubuhnya tak membuat saya ingin melepaskannya, semerbak kerinduan diantara kami telah mengalahkan segalanya. Mino, lelaki seusia saya itu bergetar hebat meski hanya beberapa menit kami berpelukan, saya merasa ada tetesan air di pundak saya. “Sudah jadi orang hebat sahabatku ini rupanya…” bibirnya bergetar.
Setelah berbicara sedikit tentang perjalanan masa lalu, saya agak iseng menanyakan keluarganya. Mino langsung tertegun, membuat saya merasa bersalah melepaskan pertanyaan itu. Bibirnya seperti hendak bergerak mengatakan sesuatu, tetapi yang terdengar hanya gumaman yang tak jelas. “Maaf jika saya menyinggung perasaanmu…” kalimat saya dipotong cepat, “Ooh tidak, tidak apa-apa…”
Beberapa detik kemudian saya mampu membaca pikirannya, “Apa yang bisa saya bantu No?” Wajahnya sumringah mendadak, senyum yang sudah lama tak pernah saya lihat, yang saya lihat terakhir kali sepuluh tahun lalu itu. Sambil menepuk pundak saya ia pun berseloroh, “Orang sukses seperti kamu pasti bisa membantu saya untuk keluar dari persoalan kehidupan ini…”
Saya mendengarkan kisahnya, tentang usaha reparasi komputernya yang bangkrut sehingga ia menjalani hari-hari tanpa penghasilan sepanjang hampir tiga tahun. Tentang hidupnya yang terus nomaden karena tak sanggup membayar biaya kontrakan, kontrakan terakhirnya yang ia tempati saat ini pun sudah menunggak tiga bulan dan diberi ultimatum satu bulan lagi untuk segera melunasinya. Belum lagi soal biaya masuk sekolah untuk anaknya yang sama sekali tak ia sanggupi.
Dalam benak saya, “Mungkin ia akan meminjam atau meminta bantuan sejumlah uang yang cukup besar”. Kadang saya berlaku sok pahlawan, ingin membantu seseorang walaupun kondisi sering tidak memungkinkan untuk membantu maksimal. Namun rupanya dugaan saya salah, Mino hanya meminta sedikit dari yang saya kira, itupun meminjam. “Saya mau pinjam uang dua puluh ribu, bolehkah?” tanyanya hati-hati, mungkin ia khawatir saya tak bisa meminjaminya.
Saya tersenyum, dua puluh ribu tentu saja bukan lagi pinjaman. Dalam kebiasaan saya, yang namanya pinjaman itu nilainya bisa sampai jutaan. “Begini No, kalau dua puluh ribu saya tidak mau meminjamkannya, tapi saya akan memberikannya kepadamu… ikhl…” saya batalkan menyebut kata ini. Bahkan saya memberi lebih dari yang dimintanya, meski kemudian Mino bilang bahwa yang saya berikan itu statusnya tetap pinjaman. Saya bilang, “itu pemberian” dia bilang, “ini pinjaman”, saya menyudahi perdebatan soal status itu dengan menyerah pada kegigihannya untuk tetap “meminjam”, bukan “meminta”.
Dua bulan sudah saya tak mendengar kabar darinya. Entah apa yang bisa dilakukannya dengan uang yang tak seberapa itu. Hingga beberapa hari lalu, saya mendapat pesan singkat dari seseorang, “Saya ingin kembalikan lima puluh ribu yang saya pinjam tempo hari”. Saya bingung siapa yang mengirim pesan singkat tersebut karena namanya tidak tertera, setelah saya tanya siapa yang mengirimnya, terkirim lagi satu pesan singkat, “Ini Mino, maaf tidak bisa balas sms lagi soalnya pakai hape teman”.
Saya putuskan untuk menelepon langsung nomor tersebut dan berbicara dengannya. Saya sudah katakan bahwa uang itu bukan pinjaman, tetapi hadiah. Namun ia tetap bersikeras ingin mengembalikannya. Cerita ia, hari itu juga setelah mendapat uang dari saya ia langsung membeli satu dus air mineral untuk dijual satuan. Habis satu dus, ia membeli lagi, dijual lagi dan begitu seterusnya. Sehingga satu bulan kemudian ia punya sedikit uang untuk dijadikan modal berdagang ala kadarnya. Tidak hanya itu, ia pun terselamatkan dari usiran pemilik kontrakan karena mulai bisa menyicil biaya kontrakan yang tertunggak. “Alhamdulillaah, saya masih punya sahabat yang memerhatikan…” ujarnya dari seberang telepon.
Ingin sekali saya bertemu lagi dengan sahabat saya itu, kali ini saya akan memeluknya lebih lama dan lebih erat meski saya tahu aroma mataharinya lebih menyengat dari yang saya reguk sekitar dua bulan lalu. Hati ini jelas berbunga-bunga, ada haru yang terus menyelimuti dinding-dinding jiwa ini selepas pembicaraan di telepon itu. Masih terngiang di telinga saya ketika ia hanya ingin meminjam dua puluh ribu rupiah, jauh dari dugaan saya sebelumnya. Namun dua puluh ribu yang ingin ia pinjam itu adalah sebuah nilai kehidupan bagi seorang Mino.
       Dua puluh ribu rupiah, bagi sebagian kita hanyalah senilai sebungkus nasi di warung padang saat makan siang. Tetapi bagi orang seperti Mino adalah kehidupan panjang bagi ia, isteri dan dua anaknya. Dua puluh ribu bagi sebagian kita tidak cukup untuk uang jajan sehari anak-anak kita, namun bagi Mino berarti senyum panjang isteri dan anak-anaknya. Dua puluh ribu rupiah yang bagi sebagian kita sering dianggap recehan, namun bagi seorang Mino adalah nilai kehidupannya yang sangat berarti.
Sahabat, tahukah arti dua puluh ribu rupiah miliki Anda??
Sumber : Bayu Gawtama (http://solifecenter.com)

Mawar Untuk Ibu



http://dmradio.files.wordpress.com/2010/03/zz-mawar1.jpg

     Seorang pria berhenti ditoko bunga untuk memesan seikat karangan bunga yang akan dikirimkan kepada sang ibu yang tinggal 250 KM darinya. Begitu keluar dari mobilmya, ia melihat seorang gadis kecil berdiri ditrotoar jalan sambil menangis tersedu-sedu. Pria itu bertanya mengapa gadis kecil itu menangis dan gadis kecil itu menjawab,Saya ingin membeli setangkai bunga mawar merah untuk ibu saya. Tetapi saya hanya mempunyai uang lima ratus rupiah, sedangkan harga mawar itu seribu rupiah.
Pria itu tersenyum dan berkata, Ayo ikut aku, aku akan membelikan bunga yang kau mau. Kemudian, ia membelikan gadis kecil itu setangkai mawar merah, sekaligus memesan karangan bunga untuk dikirimkan kepada ibunya.
Ketika selesai dan hendak pulang, ia menawarkan diri utuk mengantarkan gadis itu pulang kerumah. Gadis kecil itu melonjak gembira, katanya, Ya, tentu saja. Maukah Anda mengantar saya ketempat ibuku?
Kemudian mereka berdua menuju tempat yang ditunjuk gadis kecil itu, yaitu pemakaman umum. Setibanya disana gadis kecil itu meletakkan bunganya pada sebuah kuburan yang masih basah. Melihat itu, hati pria itu menjadi terenyuh dan teringat akan sesuatu. Bergegas ia kembali menuju toko bunga tadi dan membatalkan kirimanya. Ia mengambil karangan bunga yang telah dipesannya dan mengendarai sendiri kendaraannya sejauh 250 KM menuju kerumah ibunya.
mari kita menghargai Ibu, dan hormati dia sebelum terlambat, sayangilah ia senantiasa.
From Semangkuk Mie Kuah
(renungan-harian-kita.blogspot.com)